KUANTAN SINGINGI – Gedung kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kuantan Singingi (Kuansing) Riau yang terletak di komplek perkantoran Pemda Kuansing berhadapan dengan kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kuansing terlihat kusam seakan tidak berpenghuni.

Kondisi ini terpantau saat awak media berkunjung ke komplek perkantoran Pemda Kuansing pada senin 27 Oktober 2025. Dari sekian banyak gedung kantor dinas yang dilihat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kuansing termasuk salah satu gedung kantor yang terlihat tidak terawat, cat dindingnya terlihat kusam bahkan sudah banyak yang mengelupas, belum lagi kondisi atapnya sudah ada yang lepas pakunya, cat ukiran singapnya pun sangat kusam sehingga memberi kesan yang buruk kepada masyarakat yang melihatnya.
Gedung kantor yang memiliki simbol pemacu kebudayaan dan pariwisata Kuansing itu tidak berbanding lurus dengan boomingnya aura farming pacu jalur yang mendunia saat ini. Jika turis atau pengunjung pacu jalur melihat gedung kantor kebudayaan dan pariwisata Kuansing itu, maka akan terbesit dalam pikirannya bahwa orang Kuansing tidak pandai merawat aset kebudayaan dan pariwisata yang kaya akan nilai dan seni.
” Seakan tak ada penghuni gedung kantor dinas kebudayaan dan pariwisata Kuansing itu, kusam dan menyeramkan, para pegawaipun tak kelihatan, padahal disitu rumah nya orang – orang seni dan budaya,” celetuk seorang wartawan yang saat itu melintas dindepan kantor dinas tersebut pada Senin (27/10/2025) siang.
Melihat hal itu, awak media bertanya kemana pergi dana pemeliharaan, perawatan gedung kantor itu? Apakah dianggarkan atau tidak dalam APBD dinas tersebut? sehingga gedung itu terlihat seakan tidak berpenghuni, bahkan terlihat bagaikan sebuah rumah hantu yang menyeramkan.
Awak media mencoba mengkonfirmasi hal itu kepada Drs Azhar Ali mantan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kuansing, mantan kadis yang dulu lama menjabat sebagai Kadis pada dinas tersebut. Menurut Azhar, anggaran ada, tapi belum bisa digunakan masih dalam proses Guna Uang (GU). Dikatakannya, hal tersebut terjadi karena efisiensi anggaran tahun 2025.
” Anggaran untuk pengecetan gedung itu sebelumnya sudah dianggarkan, dananya ada, namun belum bisa digunakan karena masih dalam proses Ganti Uang (GU),” katanya.
Kebudayaan dan Pariwisata Kuansing, salah satu cerminan masyarakatnya, didalamnya terkandung nilai – nilai yang penuh makna. Itu semua setidaknya dapat dilihat dari gedung kantor kebudayaan dan pariwisata itu diurus, termasuk orang – orang yang berdinas disana. Bagaimana kebudayaan dan pariwisata Kuansing bisa maju dan berkembang, jika mengurus gedung kantor dinas nya saja tidak mampu apalagi yang lebih dari itu.
Menggapi hal itu, salah seorang pemerhati pariwisata Kuansing mengatakan Bupati Kuansing Dr H Suhardiman Amby seharusnya menunjuk Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata itu orang yang memiliki latar belakang ilmu bidang seni. Memiliki jiwa seni dan punya visi dan misi untuk memajukan pariwisata, tidak hanya pacu jalur, masih banyak lagi objek – objek pariwisata Kuansing yang sedang menunggu sentuhan perhatian. Menurutnya, seharusnya kemajuan dan perkembangan pariwisata Kuansing itu tidak hanya menyerah pada bonus alam, seperti di zaman sekarang ini, era digital yang didukung berbagai macam platform digital seperti aura farming dari tarian bocah cilik sebagai togak luan pada jalur yang viral di tiktok, tarian iconik sehingga dapat memberi kesan menarik ke berbagai belahan dunia.
” Ya, Saya mencermati Bupati Kuansing Suhardiman Amby masih belum menemukan sosok pejabat yang memilki darah seni yang tinggi, punya kepedulian untuk memajukan pariwisata di Kuansing, sehingga pariwisata Kuansing menyerah pada “bonus alam” era digital aura farming seperti pacu jalur. Selain itu banyak lagi objek dan tradisi Kuansing bisa di kembangkan, untuk kemajuan pariwisata Kuansing,” ujar salah seorang pemerhati pariwisata Kuansing yang memilih tidak dipublish namanya pada Senin (27/10).


 
					





 
						 
						 
						 
						